Tenggarong, Senin 27 Oktober 2025 — Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Ke-46 Tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara terus berlanjut. Setelah semarak penampilan pada hari pertama, Kafilah Kecamatan Muara Jawa kembali memasuki arena pertandingan pada hari kedua, Senin, 27 Oktober 2025, dengan optimisme dan energi baru untuk menorehkan prestasi yang membanggakan. Babak penyisihan masih menjadi tahap penting sehingga peserta diharapkan mampu tampil maksimal untuk melaju ke babak berikutnya.

Kehadiran para peserta Muara Jawa dalam ajang bergengsi ini bukan sekadar untuk bertanding, tetapi juga menjadi bentuk komitmen dalam menyebarkan syiar Al-Qur’an serta meningkatkan semangat religius masyarakat, khususnya generasi muda. MTQ menjadi sarana pembinaan karakter dan mentalitas Qur’ani sekaligus memperkuat ukhuwah umat Islam di Kutai Kartanegara.


Jadwal Tampil Peserta Kafilah Muara Jawa – Hari Kedua

Berdasarkan daftar jadwal resmi yang diterima oleh kafilah Muara Jawa, berikut peserta yang tampil pada hari kedua MTQ:


Persiapan Matang dan Harapan Besar

Sejak pagi hari, suasana semangat sudah terasa di antara para peserta Kafilah Muara Jawa. Mereka tiba di arena dengan wajah-wajah penuh keyakinan, membawa harapan besar dari keluarga, para pembina, serta seluruh masyarakat yang turut mendoakan keberhasilan mereka. Para official terlihat memberikan arahan teknis dan motivasi terakhir, memastikan seluruh peserta memahami urutan tampil, aturan arena, serta tetap menjaga etika selama perlombaan berlangsung.

Persiapan yang mereka lakukan bukan hanya sekadar pemanasan vokal atau mengulang hafalan ayat semata. Di balik setiap lantunan ayat yang siap dibacakan, terdapat proses panjang yang diiringi oleh kesabaran, ketelatenan, dan perjuangan. Mereka belajar menangkap makna di balik ayat, melatih penghayatan, menajamkan tajwid, hingga memperindah irama tartil maupun tilawah yang akan disampaikan. Selain itu, pembinaan mental juga menjadi aspek penting agar setiap peserta mampu berdiri tegak dan percaya diri saat berada di hadapan dewan hakim dan audiens yang memenuhi arena.

Para pembina mengingatkan bahwa tampil di MTQ bukan hanya soal kompetisi, melainkan juga ibadah dan bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Karena itu, ketenangan hati menjadi kunci utama agar ayat-ayat suci Al-Qur’an dapat mengalir dengan merdu dan menyentuh hati setiap pendengar.

Tidak bisa dipungkiri, usaha yang telah dilakukan para peserta merupakan proses panjang yang mereka perjuangkan sejak berbulan-bulan. Latihan rutin setelah pulang sekolah, bimbingan khusus di masjid, hingga mengorbankan waktu bermain demi memperkuat hafalan adalah bukti bahwa mereka sungguh-sungguh menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya dalam hidup mereka.

Setiap peserta melangkah menuju arena dengan doa yang tak henti dipanjatkan oleh keluarga di rumah, para guru mengaji di TPQ, hingga masyarakat yang bangga melihat perjuangan mereka. Harapan itu menjadi energi besar yang mendorong mereka untuk tampil maksimal, tanpa merasa terbebani untuk menang, namun tetap optimis memberikan hasil terbaik.

“Apapun hasilnya nanti, yang paling utama adalah bagaimana mereka bisa menjadi generasi Qur’ani yang membawa keberkahan bagi diri dan lingkungan,” ungkap salah seorang pendamping kafilah yang selalu berada di sisi mereka sejak awal persiapan.

Dengan semua usaha yang telah dilalui, peserta menyadari bahwa kemenangan sejati bukan hanya terletak pada perolehan nilai, tetapi bagaimana mereka mampu menjaga kemuliaan akhlak di atas panggung. Karena itulah setiap penampilan di MTQ juga menjadi sarana untuk menanamkan sikap rendah hati, saling menghargai kafilah dari kecamatan lain, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap syiar Islam.


Dukungan Masyarakat Kian Menguat

Hari kedua ini juga menegaskan besarnya antusias warga terhadap perjuangan para peserta. Banyak yang datang langsung ke arena, terutama orang tua kafilah yang ingin menyaksikan keberanian dan kerja keras putra-putri mereka dari dekat. Sementara itu, masyarakat luas juga mengirim dukungan melalui media sosial dan grup komunikasi resmi MTQ Muara Jawa.

Atmosfer dukungan ini menjadi kekuatan besar bagi peserta. Mereka sadar bahwa perjuangan yang dilakukan bukan hanya mewakili diri sendiri, tetapi juga menyandang nama baik Kecamatan Muara Jawa.


Peran MTQ dalam Membangun Generasi Qur’ani

MTQ bukan semata perlombaan, melainkan ajang pendidikan karakter religius. Kegiatan ini mengajarkan:

📌 Keberanian tampil di depan publik
📌 Disiplin dan kerja keras dalam berlatih
📌 Menjaga adab dan etika selama bertanding
📌 Menguatkan rasa cinta terhadap nilai-nilai Islam

Peserta MTQ diharapkan mampu menjadi teladan Qur’ani di lingkungan mereka, baik di sekolah, masjid, maupun komunitas sosial.

Membaca Al-Qur’an adalah ibadah, mengajarkan Al-Qur’an adalah kemuliaan, dan memperjuangkan Al-Qur’an adalah kemuliaan yang lebih tinggi.


Optimisme Menguat Menatap Hasil

Walau persaingan semakin ketat, kafilah Muara Jawa tetap yakin bahwa usaha maksimal akan membuahkan hasil terbaik. Namun keberhasilan yang sesungguhnya bukan hanya tertulis dalam peringkat, melainkan tertanam dalam hati dan akhlak peserta.

Pemerintah Kecamatan Muara Jawa menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak:

✅ pelatih dan pembina yang tanpa lelah mendampingi
✅ orang tua yang selalu mendukung
✅ masyarakat yang setia mendoakan
✅ peserta yang terus mengukir prestasi yang gemilang


Penutup

Dengan penuh doa dan harapan, seluruh masyarakat Muara Jawa siap mengawal perjuangan para kafilah hingga puncak pelaksanaan MTQ pada 30 Oktober 2025 mendatang. Semoga Al-Qur’an senantiasa menjadi penerang bagi langkah mereka dan memberikan keberkahan dalam setiap upaya.

Mari bersama-sama gaungkan:

“Semoga Kafilah Muara Jawa sukses mengharumkan nama daerah pada MTQ Ke-46 Kabupaten Kutai Kartanegara!”
“Bersama Al-Qur’an, Muara Jawa Siap Juara!”
📖✨



0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share on Social Media